Tattoo

Mesir Bergejolak, Unjuk Rasa Telan Tumbal

Gelombang tuntutan reformasi politik dan ekonomi di Mesir terus meminta korban. Kemarin (Selasa,25/1) dua pengunjuk rasa dan seorang polisi tewas dalam aksi bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dengan petugas keamanan di negara ini.

Sebagaimana dilaporkan AFP, para pengunjuk rasa tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan di kota Suez pada hari Selasa, dan polisi tewas dalam sebuah demonstrasi di Kairo pada hari yang sama.

Pada hari Selasa, oposisi menyerukan aktivis politik untuk mengadakan demonstrasi nasional menentang pemerintah.

Para pemrotes turun ke jalan menentang penyiksaan, kemiskinan, korupsi, dan pengangguran di Mesir. Sejumlah orang berkumpul di luar Mahkamah Agung dan gedung parlemen menyerukan pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak.

Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa di Kairo. Aksi polisi ini melukai beberapa orang. Lebih dari 30.000 polisi dikerahkan di pusat kota untuk menindak para demonstran.Unjuk rasa juga terjadi di Alexandria dan wilayah lainnya.

Kamal El Helbawy, mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin, mengatakan kepada Press TV bahwa demonstrasi hari Selasa menjadi unjuk rasa terbesar dan paling signifikan dalam sejarah Mesir.

Mantan Duta Besar Liga Arab untuk PBB Clovis Maksoud mengatakan bahwa revolusi yang sedang berlangsung di Tunisia menginspirasi orang-orang di dunia Arab yang lelah berada dalam cengkeraman rezim diktator. Mesir menghadapi banyak masalah sosial dan politik yang sama seperti Tunisia, di antaranya membumbungnya harga pangan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan merebaknya korupsi.

Ditambahkan lagi, Kelompok oposisi utama Mesir, Ikhwanul Muslimin, Minggu, mengatakan bahwa mereka telah memulai dialog dengan penguasa Mesir guna melihat poin-poin apa saja yang diterima penguasa dari tuntutan-tuntutan rakyat, demikian sebuah pernyataan seperti dikutip AFP.

Seorang tokoh Ikhwanul Muslimin yang merahasiakan namanya, menyebutkan bahwa pembicaraan mulai dilakukan sejak Sabtu pagi antara mereka dengan Wakil Presiden Omar Suleiman. "Dengan tetap mencurahkan perhatian pada kepentingan bangsa dan lembaga-lembaga serta demi menjaga kemerdekaan negara...kami telah memulai berunding guna melihat pada poin apa mereka siap menerima tuntutan rakyat," demikian sang tokoh Ikhwanul Muslimin.
TATTOO